dia yang nun jauh disana

'dia' adalah manusia, seorang perempuan, perempuan biasa. anda mungkin pernah menemuinya, di halte, di mall, di bandara...
dia cantik, at least bagi saya, seorang warga negara keturunan, sama halnya dengan saya, dia keturunan cina saya keturunan arab. dia adalah teman saya saat saya kelas 3 smp. kami pulang berdua setiap hari, jalan kaki, sambil becanda riang. belum ada billing credit card, belum ada vaksinasi, belum ada alkohol. segalanya masih riang gembira. well, sort of...
saya mulai punya perasaan suka pada dia ketika itu, disela sela canda riang dua remaja belum tau apa apa. rasa suka yang diikuti dengan hormon2 yang mulai diproduksi tubuh saya secara brutal. membuat seorang laki laki muda tergelincir jatuh pada gejolak cinta. fallen-in-love. sesuatu yang kemudian saya simpan dalam hati, hingga enam belas tahun lamanya...
dia bukanlah cinta pertama saya, nanti saya ceritakan tentang cinta pertama pada posting yang lain. dia bukanlah cinta pertama saya, tapi setelah enam belas tahun saya baru merasa, bahwa dia-lah cinta sejati saya. the-true-love.
saya lelah, tired killing that love. amazingly it is still alive! dalam sebuah conversation tepat seminggu yang lalu, aku ungkapkan padanya. that-i-still-love-her. then a miracle happened. i never saw it's coming:
she-loves-me-back
it was the first time I feel love. sweating palm, increasing heartbeat, cold, gosh I feel it even now. I know someone who was addicted to love. I laughed at her. but I think I heard her laughing at me now. ha ha

saya tidak pernah percaya cinta, it was just a trick of human body desperately fooling your heart to do exactly what it wants you to do. to fuck. yes, living organism punya tugas berat untuk berkembang biak. malas sedikit and you're gone. extinct. punah. but when I felt that love, I know that suddenly my believe was changed. semuanya berubah. aku mulai bisa menggunakan otak kananku, aku mulai melihat dunia dari sisi yang lain. sisi yang lebih indah, lebih bright, lebih berwarna...
kini dia sedang berada jauh disana, di sebuah peraduan di tepi pantai, well at least near the coast, ga di tepian banget sih...
tadi smsnya kutampik, aku tak ingin istriku tahu, tapi aku rindu, aku pernah ketemu sih, tapi pingin ketemu lagi...
sudah jam enam, saatnya pulang, kembali ke kenyataan ;(

Comments

  1. Anonymous22:31

    pulang jalan kaki lalu berpisah di mana ya?

    ReplyDelete
  2. dipertigaan rumah mu :)

    ReplyDelete
  3. Anonymous22:01

    perempatan, sayang.. :)

    padahal ke rumahmu dari sekolah itu tinggal ke kiri lalu pertigaan belok kanan ya?

    ReplyDelete
  4. dari depan sekolah tinggal naik angkot turun depan rumah :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

review toyota altis vs honda city

komparasi boeing 737-900ER vs 737-800NG

tentang media