Orang kecil dengan otak kecil

Another blood shed another bruise felt, pagi ini motor gue nabrak lagi. Melengkapi repertoir koleksi tabrakan motor gue, setelah trotoar dan bajaj.
Seperti yang sudah sudah rasa yang pertama timbul adalah ingin menyalahkan. Entah siapa lah yang ada disitu dan yang ngga ada disitu. Samar samar gue juga ngerasain ingin marah marah sama istriku dirumah. Pokoknya salah. Orang kecil naik motor, otaknya pasti kecil juga. goblog... Ya! elo goblog *sambil nunjuk2 si wong cilik*
Then I start to blame it on myself, semacam self conscious gitu… atau apa ya? Introspeksi diri kali ya, trotoar ngga salah kok gua embat. Bajaj minggir nyari penumpang kok gue sikat. Dst dst. Gue masih merasa yakin bahwa introspeksi diri ini adalah bentuk dari ketidak-percaya-dirian, or at least ini adalah upaya si malas untuk meruntuhkan self confidence. Namun tadi pagi saya tidak merasa demikian, saya merasa ini adalah better improvement dari self development saya. Waktu yang dibutuhkan dari menyalahkan orang lain ke menyalahkan diri sendiri makin cepat saja.
Setelah itu muncul lah suatu feeling yang soft, clear, rada rada seperti euphoria, rasa bahagia yang begitu bold. Rasa yang mewakili sebuah kepasrahan, terserahnya terserah. Just like having sex after long fight. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Life is just like a river flow, its meant to be happened. It is your option sebenarnya untuk berada di sisi kanan atau sisi kiri sungai tersebut. Dan menjadi pilihanmu pula untuk bisa merasakan perasaan ini atau tidak. Perasaan yang membuatku mencandu...
Ah kenapa rasa ini mahal sekali ya

Comments

Popular posts from this blog

review toyota altis vs honda city

komparasi boeing 737-900ER vs 737-800NG

tentang media